BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan
pendidikan di Indonesia maka paradigma tenaga kependidikan pun sudah seharusnya
mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau
kepengawasan pendidikan ini. Dari paradigma lama dapat dipahami bahwa
pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan
orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini
sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu
sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami.
Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian pengawasan dalam
pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir sama dengan inspeksi
tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan demokratis, tidak
hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah
melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga
berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma
baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama
yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan yang
dibebankan kepada diri masing-masing.
Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan
pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam
konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang
konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar,
pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik
kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja
artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa
membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan
haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat disebut sebagai
kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan.
Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan
pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau
metode mendidik yang baik dan professional. Dalam perkembangannya supervisi
pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di
Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif,
aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan
pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan akan lebih menunjang para
mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi pada
pendidikan yang baik.
Berdasarkan
latar belakang makalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1.
Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?
2.
Apa saja tujuan dari supervisi pendidikan?
3.
Siapa yang menjadi sasaran dalam supervisi pendidikan?
4.
Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan?
5.
Bagaimana ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu:
1.
Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.
2.
Mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3.
Mengetahui sasaran dalam supervisi pendidikan.
4.
Mengetahui fungsi dari supervisi pendidikan.
5.
Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan.
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah
ini yaitu:
1.
Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa
mengenai supervisi pendidikan.
2.
Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana
proses penanganan dan penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata
bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan
ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah
satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif,
agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm
masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi
diartikan sebagai kegiatan supervisor
(jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM).
Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu;
perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa
supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987),
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian
definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi
supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda.God
Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang supervise
sebagai pelayanan
kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto
(1987) memandang sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan
perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan
supervisi pendidikan tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi
juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas
yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan
dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal
implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat
pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi yang baik
mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar
serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan
pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua orang seperti guru-guru,
para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang sama-sama
bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar
mengajar yang baik.
Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan
adalah:
1.
Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
2.
Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
3.
Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.
4.
Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri.
5.
Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman
belajar.
6.
Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
7.
Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja
guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8.
Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya.
9.
Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari
masyarakat.
10.
Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya
dalam pembinaan sekolah.
C.
Sasaran Supervisi Pendidikan
Sebetulnya apabila dicermati secara rinci, kegiatan
supervisi yang sesuai dengan sasarannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan pada masalah
akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar
mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi administrasi, yang lebih
menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai
pendukung terlaksananya pembelajaran. Di samping dua macam supervisi yang
disebut dengan objeknya atau sasarannya, ada lagi supervisi yang lebih luas
yaitu supervisi lembaga dan akreditasi. Yang membedakan antara kedua hal
tersebut adalah pelaku dan waktu dilaksanakannya. Supervisi lembaga dilakukan
oleh orang yang ada di dalam lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar lembaga
yaitu pengawas secara terus menerus, sedangkan supervisi akreditasi dilakukan
oleh tim dari luar hanya dalam waktu-waktu tertentu. Tujuannya sama yaitu
meningkatkan kualitas lembaga baik parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain
yang menjadi sasaran atau objek supervisi akademik, supervisi administrasi,
supervisi lembaga, dan supervisi akreditasi adalah sama yaitu meningkatkan
kualitas lembaga, tetapi lingkup dan harapan tentang kualitasnya berbeda
D.
Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam
tiga bidang yaitu kepemimpinan, kepengawasan dan pelaksana. Fungsi kepemimpinan
melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin. Begitu pula
pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi pelaksana
terdapat pada supervisor, karena ia adalah para pelaksana di lapangan yang
dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan
kepala sekolah.
Rincian dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor
hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a.
Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan staf
sekolah yang berada di bawah tanggung jawab dan kewenangannya.
b.
Mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh
personil sekolah.
c.
Mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar
lingkungan sekolah.
d.
Menampung, melayani dan mengakomodir segala macam keluhan
aparat kependidikan disekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya.
e.
Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan
semua unsur terkait.
f.
Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler
di sekolah.
g.
Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut.
Dalam melaksanakan
fungsi pengawasan, supervisor hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a.
Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala
sekolah, guru dan seluruh staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang
dilaksanakan itu sesuai dengan rencana atau tidak.
b.
Memantau perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi
tanggung jawab dan kewarganegaraannya termasuk belajar siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c.
Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara
keseluruhan yang didalamnya terdapat administrasi personil, materil, kurikulum
dsb.
d.
Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
Dalam melaksanakan
fungsi pelaksana, seorang supervisor hendaknya memperhatikan kegiatan-kegiatan
berikut:
a.
Melaksanakan tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b.
Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c.
Melaporkan hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang
berwenang untuk dianalisis dan ditindaklanjuti
E.
Ruang Lingkup Dan Teknik Supervisi
Pendidikan
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya unsur-unsur yang dimaksud adalah personal,
material dan operasional, oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun
mencakup ketiga unsur tersebut yang bila dijabarkan sebagai berikut:
1.
Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para
personal dalam sekolah yang disupervisi, para personal yang dimaksud adalah Kepala
Sekolah, pegawai tata usaha, guru, siswa.
a.
Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap
kepala sekolah yaitu:
o Masalah jalannya pendidikan dan
pengajaran
o Masalah program pendidikan dan
pengajaran disekolah
o Masalah kepemimpinan kepala sekolah
o Masalah administrasi sekolah
o Masalah kerja sama sekolah lain dan
instansi terkait lainnya
o Masalah kebijaksanaan sekolah yang
menyangkut kegiatan intra dan ekstra kurikuler
o Masalah BP3 dan POMG dan lain -lain
b.
Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi
terhadap tata usaha sekolah dan seluruh stafnya antara lain:
o Masalah administrasi sekolah
o Masalah data dan statistik sekolah
o Masalah pembukuan
o Masalah surat menyurat dan kearsipan
o Masalah rumah tangga sekolah
o Masalah pelayanan terhadap kepala
sekolah, guru dan siswa
o Masalah laporan sekolah dan lain –lain
c.
Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi
terhadap guru antara lain:
o Masalah wawasan dan kemampuan
o Masalah kehadiran dan aktivitas guru
o Masalah persiapan mengajar guru, mulai
dari penyusunan analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester,
program satuan pelajaran sampai dengan persiapan mengajar harian atau perencanaan
pengajaran
o Masalah pencapaian target kurikuler dan
kegiatan ekstra kurikuler
o Masalah kerjasama guru dengan siswa,
dengan sesama guru, dengan tata usaha dan dengan kepala sekolah
o Masalah tri pusat pendidikan yang
terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
o Masalah kemampuan belajar siswa
d.
Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi
terhadap siswa antara lain:
o Motivasi belajar siswa
o Tingkat kesulitan yang dialami siswa
o Keterlibatan siswa dalam berbagai
kegiatan intra dan ekstra kurikuler
o Pengembangan organisasi siswa
o Sikap guru dan kepala sekolah terhadap
siswa
o Keterlibatan orang tua siswa dalam
berbagai kegiatan sekolah
o Kesempatan memperoleh pelayanan secara
prima dari sekolah
2.
Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi
terhadap material dan sarana fisik lainnya :
a. Ketersediaan ruangan untuk
perpustakaan, labolaturium, ruang praktek ibadah, aula dan lain-lain
b. Pengelolaan dan perawatan terhadap
fasilitas tersebut
c. Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan
buku-buku penunjang
d. Pemanfaatan dan perawatan alat-alat
kesenian dan sebagainya
3.
Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari
unsur operasional antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan teknik
edukatif, yang mencakup:
o Kurikulum
o Proses belajar mengajar
o Evaluasi/penilaian
o Kegiatan ekstra kurikuler
b. Masalah yang berkaitan dengan teknik
administrasi, mencakup:
o Administrasi personal
o Administrasi material
o Administrasi kurikulum dan sebagainya
c. Masalah yang berkaitan dengan
koordinasi dan kerjasama, mencakup:
o Sekolah dengan keluarga dan masyarakat
o Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
o Sekolah dengan lembaga swadaya
masyarakat
o Sekolah dengan organisasi kepemudaan
o Sekolah dengan instansi pemerintah
terkait
Teknik-teknik
Supervisi Pendidikan. Tugas pengawas satuan pendidikan ketika melaksanakan
tugas pengawasannya, haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik
agar kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil pembinaannya
mencapai tujuan pembinaan.
Ada beberapa metode
dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut
dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.
a.
Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah
pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai
masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor atau pengawas hanya
berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu.
Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:
kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas,
dan menilai diri sendiri.
b.
Teknik Supervisi
Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu
cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan
menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik
supervisi kelompok ada beberapa diantaranya adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan,
Kerja kelompok, Laboratorium kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi
pembelajaran, Darmawisata, Diskusi panel, Organisasi professional, Pertemuan
guru, Lokakarya atau konferensi kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi
mengandung arti yang luas dan demokratis, dengan paradigma baru yang tidak
hanya melihat kinerja kepala sekolah guru dan pegawai sekolah saja akan tetapi
juga mencari jalan keluar apabila terjadi permasalahan. Para supevisor
berkewajiban memberi bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih bersifat
kemitraan, hubungan komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi menjadi
two way traffic.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini referensi yang digunakan sudah
cukup namun apabila akan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu akan
lebih baik. Waktu yang diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah
makalah sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk
menggunakan referensi dan waktu yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim.
(2003). Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sergiovanni,
http://mohamad-haris.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-supervisi-pendidikan.html
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia serta Ridha-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang ”Supervisi Pendidikan”. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah supervisi pendidikan. makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang kemudian bermamfaat bagi kita.
Selama mengerjakan tugas
makalah ini, Saya telah banyak menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1. Dosen pembimbing yang telah memberikan
kami pengarahan, nasihat dalam pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan
dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
3. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak
dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusun dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap
karya tulis ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa mendatang.
Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.
Kendari,
April 2012
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan.............................................................................................. 3
D.
Manfaat............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi Pendidikan..................................................... 4
B.
Tujuan Supervisi Pendidikan........................................................... 6
C. Sasaran Supervisi Pendidikan.......................................................... 7
D. Fungsi Supervisi Pendidikan............................................................ 8
E. Ruang Lingkup Dan Teknik Supervisi
Pendidikan.......................... 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
|
Tugas Makalah
SUPERVISI PENDIDIKAN
OLEH.
HERAWATI WAODE
|
:
|
20911065
|
|
|
|
KELAS
|
:
|
B
|
SEMESTER
|
:
|
VI
|
JURUSAN
|
:
|
ADM. PENDIDIKAN
|
|
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2012